Rabu, 28 Oktober 2015

Bahasan Ilmiyyah Aqidah Ahlussunnah Waljama'ah oleh Abuya KH M Muhyiddin Abdul Qadir Almanafi, MA

 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله ،الحمد لله،
القائل فاعلم انه لاإله إلاالله
،فأشهد ان لاإله إلاالله
واشهد ان محمدا رسول الله ،
صلي الله عليه وعلي آله وصحبه
عدد ماوسعه علم الله.. اما بعد :

Ahbaabii Muslimiin Muslimaat ..! Sebelum kita mengenal apapun di alam semesta ini mari kita mengawali mengenal dan mengenalkan Allaah terlebih dahulu karena Hukumnya Fardlu Ain kepada semua orang mukallaf (yang balig dan beraqal) juga Fardlu bagi orang tua mengenalkan Allaah kepada anak2nya, begitu pula suami kepada istrinya, begitu pula majikan kepada karyawannya , begitu pula Pemerintah kepada ra'yatnya..Jika tidak? Maka Allaah Mengancam dengan AdzabNya Yang Amat Dahsyat na'uudzu biLLaahi min dzaalik..
Allaah adalah Nama Dzat Sang Pencipta semesta alam Yang Memiliki Segenap Sifat Kesempurnaan secara pasti menurut aqal dan Yang Di Sucikan oleh aqal dari segenap sifat kekurangan..
Tentunya setiap kita menginginkan mempunyai Tuhan itu Yang SifatNya sempurna tidak ingin mempunyai Tuhan Yang SifatNya cacat atau kurang..
Walaupun pada buktinya kebanyakan yang bertuhan itu ternyata kepada dzat yang kurang atau cacat sifat ketuhanannya..seperti bertuhan kepada batu, api , matahari, sapi, jin, syetan , juga kepada sesama manusia lagi dll..sehingga lebih enak bersandar atau curhat atau mengagungkan atau mencintai atau merindukan atau takut atau malu atau syukur atau memuji atau ta'at atau mengingat kepada itu semua ketimbang kepada Tuhan Yang Haq..
Innaa liLLaah..???
Marilah kita renungi..!!!
Di saat kita menemukan apapun wujud(keadaan) alam ini maka aqal kita secara otomatis akan menghakiminya yang pertama: aqal menghakimi wajib WujudNya (AdaNya) Dzat Yang Menciptakannya dan mustahil Tidak Adanya Dzat Yang Menciptakannya? Dan Dzat Sang Pencipta pasti Menciptakannya dengan QudrotNya (Kekuasaan)Nya juga pasti Mengaturnya dan Mengurusnya dan Memastikan segala suatunya dengan Irodah (Kehendak)Nya ..
Aqal berkata " Tak mumkin bisa ada sesuatu yang ada tanpa ada Dzat Yang Mengadakannya ,." maka Keberadaan Dzat Yang Menciptakannya itu pasti haqiqi menurut aqal ,adapun keberadaan segala suatu apapun yang di ciptakanNya adalah hal yang mumkin ya'ni tidak pasti menurut aqal dan wujud yang di ciptakanNya hanyalah majazi tidak haqiqi..
maka segala suatu perkara makhluq kembali kepada Kehendak Dzat Penciptanya .
Jika Allaah Dzat Pencipta Menghendaki Menciptakan sesuatu perkara maka pasti ada itu perkara.. Tapi Jika Tidak Menghendakinya ?maka pasti tidak akan ada itu perkara ..
Maka adanya segala perkara makhluq yang Allaah Adakan dan tidak adanya segala perkara makhluq Yang Allaah Tidak Adakan juga lenyapnya segala perkara makhluq Yang Allaah Lenyapkan atau abadinya sebagian makhluq Yang Allaah Abadikan juga perubahan segala perkara makhluq Yang Allaah Rubah maka itu semua atas KehendakNya semata ..
Tidak mumkin menurut aqal ada satupun perkara makhluq yang mandiri alias lepas dari Kekuasaan dan Kehendak Allaah Dzat Penciptanya ...
لاحول ولا قوة إلا بالله
Tidak bisa berupaya kepada apapun dan tidak punya daya terhadap apapun kecuali oleh Allaah..
Dialah Allaah Dzat Yang Maha Ada dengan Keberadaan Yang Layak bagiNya ..
2. Allaah Dzat Pencipta Wajib menurut aqal Memiliki Sifat Qodim (Terdahulu) tanpa ada permulaaNya ya'ni tidak di dahului oleh tidak ada , karena menurut aqal jika perkara yang awalnya tidak ada lalu ada maka keberadaannya adalah baru ,dan segala yang baru pasti menurut aqal wajib ada Dzat Yang Mengadakannya lebih dulu dan itu mustahil menurut aqal bagi Allaah..
Dialah Allaah Dzat Yang Maha Awwal tanpa ada permulaanNya..
(هو الأول والآخر
Dialah Allaah Yang Maha Awal tiada permulaanNya juga Yang Maha Akhir Tiada penghujungNya..
Surat Alhadid Ayat 3)
3. Allaah Dzat Pencipta Wajib menurut aqal Memiliki Sifat Baqa (Kekal) ya'ni WujudNya tidak ada penghujung Dan Tidak fana (Rusak) bagiNya karena kalo Allaah Dzat Pencipta ada penghujungNya atau ada fanaNya maka pasti Allaah tak berdaya dan pasti ada dzat lain yang berkuasa yang mengendalikan Allaah, dan itu mustahil bagi Allaah.
Dialah Allaah Dzat Yang Maha Akhir tanpa ada penghujung bagiNya..
(هو الأول والآخر )
Dan Firman Allaah dalam Surat Al'ankabut Ayat 88:
(كل شيئ هالك إلا وجهه
Segenap perkara pasti rusak kecuali Dzat Allaah..)
4.Allaah Dzat Pencipta Wajib menurut aqal Memiliki Sifat Mukholafah lilhawaadits (membedai kepada segala perkara yang baru) ya'ni perkara yang di dahului oleh tidak ada dulu yaitu keberadaan segenap alam semesta ini... Maka tidak mumkin menurut aqal Dzat Allaah Sang Pencipta menyerupai dzat yang di ciptakanNya?, dan tak mumkin SifatNya Menyerupai sifat yang di ciptakanNya?..begitu juga Af'alNya (PerbuatanNya) tak mumkin Menyerupai perbuatan yang di ciptakanNya atau sebaliknya yang di ciptakanNya menyerupai Allaah baik pada DzatNya atau SifatNya atau Af'alNya..
Maka jika ada penyerupaan kepada Allaah Baik Dzat atau Sifat atau Af'alNya maka itulah haqiqat syirik...
Maka jika kita menemukan Firman Allaah atau Hadits Nabi Saw Yang Mengisyaratkan Sifat Allaah dengan Bahasa Yang serupa dengan bahasa yang di pakaikan kepada makhluq namun pada haqiqatnya mustahil sama dengan makhluq,
maka kita wajib mensucikan Dzat juga Sifat juga Af'al Allaah dari keserupaan itu dengan cara kita tidak menterjemahkan dari asliNya Kalimat atau boleh menta'wil dengan Ta'wilan yang sesuai dengan Aqidah yang haq dan ini tidak sembarang orang bisa mentawilNya ,
maka ikutilah Ta'wilan Para Ulama Ahli Aqo'id Yang Haq jika ingin mentawilNya supaya kita selamat ..
seperti Kalimat Istawa استوي dalam Firman Allaah dalam Surat Toha Ayat 5:
الرحمن علي العرش استوي
yang Ma'nanya ; Allaah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Istiwa di Arasy dengan Ma'na Istiwa Yang di Kehendaki olehNya dan Yang layak bagiNya ..
Jika mau di Ta'wilkan maka Ma'na Istiwa adalah Menguasai Arasy bukan Dzat Allaah ada di Arasy dengan PengaturanNya..
Karena kalo yang di maksud Istawa itu DudukNya Dzat Allaah di Arasy? Maka ketahuilah!! bukankah Arasy itu ciptaanNya? yang asalnya tidak ada? Lalu Allaah Adakan ?..apakah mau di tanyakan sebelum ada Arasy Allaah dimana?..hingga lalu Allaah pindah ke Arasy semenjak Allaah Menciptakan Arays? Maha Suci Allaah dari tudingan orang2 yang bodoh dan dzolim..
Dan ketahuilah bahwa kata mana itu menunjukan kepada tempat ,dan mustahil Allaah bertempat juga mustahil Allaah terkurung waktu atau jihat seperti Allaah di depan, atau di belakang, atau kanan , atau di kiri, atau di atas , atau di bawah , atau di luar , atau di dalam, atau di barat ,atau di timur, atau di utara , atau di selatan atau di mana - mana dll ,
juga mustahil Allaah berbentuk atau berwarna atau berukuran atau bertimbangan berat atau ringan atau berbilang- bilang dua atau lebih , atau beraroma ,karena tempat , waktu, jihat , bentuk, warna, ukuran , timbangan , bilangan, aroma adalah ciptaan Allah yang tadinya juga tidak ada apa2.. ???
Apakah akan di yaqini Allaah sebesar atau seluas Arasy?atau sebesar atau seluas langit? Atau bumi? Atau lebih besar ? Atau lebih kecil dari itu semua?..
سبحان الله
Maha Suci Allaah dari tudingan yang tidak layak bagi Allaah..
Begitu pula Kalimat Aqrabu أقرب
Yang artinya lebih dekat yang menunjukan jarak dan ukuran seperti dalam Firman Allaah dalam Surat Qaf Ayat 16:
(ونحن اقرب اليكم من حبل الوريد..
Dan Kami Lebih dekat kepada kalian ketimbang urat leher kalian sendiri..)
Yang Ma'nanya Aqrobiyyah (اقربية / Kedekatan )Yang di Kehendaki oleh Allaah dan Yang Layak bagi Allaah...
Atau Ma'na Ta'wilNya adalah Pengaturan Allaah Maha dekat kepada makhluqNya tidak mumkin satu perkarapun di alam semesta ini ada yang lepas dari Pengaturan dan Pengurusan Allaah...
Begitu pula ma'na Ma'iyyah معية / Kebersamaan Allaah dengan hamba2Nya dalam Surat Alhadid Ayat 4 :
وهو معكم اينما كنتم..
Dan Dialah Allaah Bersama kalian dimana saja kalian berada..
Ma'nanya adalah Ma'iyyah/ Kebersamaan yang di Kehendaki oleh Allaah dan Yang layak bagi Allaah yang tidak mumkin bisa di serupakan kepada kebersamaan makhluqNya.
atau Ma'na Ta'wilNya adalah bahwa Pengetahuan Allaah kepada makhluNya tidak mumkin lepas sekejappun..maka tak mumkin ada satupun perkara di alam semesta ini yang samar dari pengetahuan Allaah..
Begitu pula dalam perumpamaan Kalimat نور dalam Firman Allaah Surat Annuur Ayat 35:
الله نور السموات والأض
Allaah adalah Nurnya semua langit dan bumi ..
Yang Ma'nanya adalah Nur Yang di Kehendaki oleh Allaah dan Yang Layak bagi Allaah ..
Atau Ma'na Ta'wilNya adalah bahwa Allaah adalah Dzat Yang Mendzohirkan semua langit dan bumi ..atau Allaah Yang Menerangi langit dan bumi.. di langit Alllaah Terangi dengan matahari, bulan , bintang juga Arasy dan Malaikat ..dan di bumi Allaah Terangi dengan lampu2, juga dengan Para NabiNya dan Para RosulNya juga dengan Para Wali dan Para UlamaNya..
Jika Dzat Allaah di Maksud Nur yang diartikan Cahaya yang di serupakan dengan segenap cahaya makhluq yang Allaah Ciptakan berarti ada keserupaan dengan ciptaanNya? dan itu mustahil..
Atau seperti Kalimat fii
في
Yang artinya ( Di ) yang menujukan tempat seperti
Dalam Firman Allaah dalam Surat Al An'am Ayat 3:
وهو الله في السموات وفي الأرض
Dialah Allaah di langit dan di bumi ..yang Ma'naNya Dialah Allaah Yang Menghaq di Ibadahi di Langit dan di bumi..bukan Dzat Allaah ada di langit dan di bumi ..Karena langit dan bumi adalah ciptaan Allaah yang sifatnya baru yang di awali oleh tidak ada dulu..
Masalah ini sama dengan masalah Allaah di Arasy tadi..
Dan masih banyak lagi Kalimat2 Quran juga Hadits Yang Syubhat (tidak jelas)bagi orang awam di dalam mema'naiNya ..maka lihatlah dalam maqalah yang sudah alfaqiir bagikan yang judulnya Hati2..!
Maka apapun sifat makhluq tidak mumkin ada di Sang Kholiq (Pencipta) begitu pula Sifat Sang Kholiq tak mumkin ada di makhluq..
Jika ada kesamaan dalam hal apapun baik dzat juga sifat atau perbuatan yang di duga sama antara sang kholiq dengan makhluqnya maka nyatalah yang di duga sebagai sang kholiq itu palsu mustahil di yaqini sebagai Tuhan Sang Pencipta Yang Haqiqi karena ada keserupaan dengan makhluq lainnya itu..
(ليس كمثله شئ وهو السميع البصير
Tak ada satupun perkara yang menyerupaiNya dan Dialah Dzat Yang Maha Mendengar juga Maha Melihat..
Surat Asysyuro Ayat 11)
..adapun dalam pemakaian bahasa seperti kalimat "Allaah ada" dan makhluq ini juga ada ? Juga dalam membahasakan Sifat2 Allaah LainNya seperti Sifat Dahulu,Kekal, Esa, Kuasa, Kehendak, Tau, Hidup, Mendengar, Melihat, Berfirman/berkata,
maka Sifat2 yang serupa dalam pengucapannya itu tidak mumkin serupa dalam ma'nanya ..begitu pula dalam Ma'na Sifat2 Allaah LainNya ..
maka penggunaan kata seperti itu di bolehkan di karenakan darurat tidak ada lagi jalan untuk membahasakannya dengan bahasa yang layak bagi Allaah dengan syarat meng i'tiqodkan dalam hati kepada Haqiqat Ma'na Yang Layak bagi Allaah..
والله اعلم
Sampai di sini dulu bahasan Ilmiyyah UshuuluDDiin 'Aqiidah Ahlussunnah Waljamaa'ah dan ان شاء الله akan di lanjut di waktu yang akan datang secara bersambung.....
Alfaqiir khodim Para Tolabah di Pontren Asysyifaa Walmahmuudiyah pusat Sumedang Jawa Barat
(muhammad muhyiddin abduLQodir).
Sumber : Facebook Kh Muhyiddin Abdul Qodir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar